B. Indonesia

Pertanyaan

pembagian karya sastra melayu klasik menurut amir hamzah

1 Jawaban

  • Amir  Hamzah telah sering dibahas dan dibicarakan.  Apa sumbangan   penyair   ini   bagi   perkembangan   bahasa   dan kesusastraan   Indonesia   modern   dan   apa   arti   penting kepenyairannya  bagi  kita sekarang? Mungkin salah  satu  cara untuk   memahaminya   ialah  dengan   melihat   kreativitasnya menghidupkan kembali sistem sastra Melayu dalam konteks budaya dan zaman baru.

                Apabila kita membaca karya-karyanya secara mendalam dan membandingkan  dengan puisi-puisi Melayu klasik terbaik,  akan tampak  bahwa  di belakang kepenyairannya  terbentang  sejarah panjang  gagasan  sastra yang sangat  berbeda  dengan  gagasan  modernisme yang dilontarkan oleh Sutan Takdir Alisyahbana  dan Chairil  Anwar.  Perbedaan tersebut terutama  tercermin  dalam gambaran  dunia  (weltanschaung)  dan  wawasan  estetik   yang mendasari  sistem sastra masing-masing. Ini  tidak  semata-mata disebabkan  perbedaan  pengalaman dan latar  belakang  sosial, melainkan  disebabkan terutama oleh pandangan  terhadap  agama dan kebudayaan.

                Kesusastraan Melayu, sebagaimana kesusastraan Jawa bagi kebudayaan  Jawa, sangat penting karena ia  merupakan  fundasi utama  kebudayaan Melayu. Ia juga sangat penting  dan  relevan karena  merupakan  faktor utama perkembangan  agama  Islam  dirantau  ini,  suatu agama yang pemeluknya dalam  awal  sejarah kedatangan bangsa Eropah merupakan penentang dan rival  sengit bagi penjajah Portugis dan Belanda.

                Karya-karya  Melayu klasik selama lebih dua  abad  juga menjadi model dan sumber ilham kesusastraan bercorak Islam  di daerah-daerah  Nusantara lain seperti Jawa dan  Sunda.  Bahasa yang  digunakan  sebagai  medianya  pula  dijadikan  asas  dan merupakan asal-usul bahasa persatuan bangsa kita, yakni bahasa Indonesia.  Karena itu dalam membicarakan sejarah  bahasa  dan kesusastraan  Indonesia serta sejarah pemikiran keagamaan  dan kebudayaan,  tidaklah  sepatutnya kita  melupakan  tokoh-tokoh seperti  Hamzah Fansuri, Nuruddin Raniri, Syamsudin Pasai  dan Raja Ali Haji.


Pertanyaan Lainnya