Sejarah

Pertanyaan

konflik yang terjadi di kerajaan kutai?

1 Jawaban

  • Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura harus berakhir pada 1605. Raja terakhirnya Derma Setiya. Sebelum kerajaan ini runtuh, di Kutai muncul kerajaan baru nan mempunyai nama hampir mirip, yaitu Kutai Kertanegara. Letaknya di muara Sungai Mahakam, Tepian Batu, Kutai Lama. Raja pertama mereka Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325). Kerajaan inilah nan menaklukan Kutai Martadipura.

    Raja pertama Kerajaan Kutai Kertanegara ialah seorang pembesar dari Kerajaan Singasari dari Jawa, nan bernama Raden Kusuma. Ia lalu mengganti namanya menjadi Aji Batara Agung Dewa Sakti.

    Konflik dua kerajaan bermula dari usaha asimilasi nan gagal. Proses asimilasi Kerajaan Kutai Martadipura dengan Kutai Kertanegara sebenarnya dimulai saat putra Aji Batara Agung Dewa Sakti bernama Aji Batara Paduka Nira mempersunting putri Raja Guna Perana Tungga dari Kerajaan Kutai Martadipura bernama Putri Indra Pertiwi Dewi.

    Namun, usaha penyatuan dua kerajaan tak berhasil. Perang memaksa Kerajaan Kutai Martadipura buat roboh. Peperangan kedua kerajaan terjadi saat pemerintahan raja Kerajaan Kutai Kertanegara ke-8, Aji Pangeran Sinum Panji Ing Mendapa, dan raja Kerajaan Kutai Martadipura ke-29, Derma Setiya.

    Mulanya, Raja Derma Setiya menyerahkan dua putrinya, Sekar Arum dan Sekar Wulan ke Kerajaan Kutai Kertanegara sebagai usaha asimilasi. Namun, hal ini membuat geram rakyat Kutai Martadipura, sebab dianggap melecehkan kerajaan.

    Tewasnya Tumenggung Seroja, seorang Senapati Kerajaan Kutai Kertanegara di tangan panglima Kerajaan Martadipura membuat situasi memanas. Pihak Kerajaan Kutai KErtanegara menuduh pembunuhan ini dilakukan oleh orang-orang Kutai Martadipura nan tak setuju pada usaha penyatuan dua kerajaan.

    Pada 1605, perang besar pun pecah. Dalam peperangan itu, Raja Pengabdian Setiya tewas di tangan raja Kutai Kertanegara, Aji Pangeran Sinum Panji. Pasca kekelahan ini, daerah-daerah pedalaman nan sebelumnya berada dalam kekuasaan Kerajaan Kutai Martadipura boleh melepaskan diri dan membentuk kerajaan-kerajaan kecil.

    Kerajaan Kutai Kertanegara lalu menyatukan Kerajaan Kutai Martadipura di bawah kekuasaannya. Wilayahnya menjadi sangat luas. Raja Kutai, Aji Pangeran Sinum lalu mengumumkan kepada rakyatnya, bahwa Martadipura bukan jajahan Kutai Kertanegara. Namun, mereka itu satu raja, satu wilayah, dan satu pemikiran.

    Kutai Pangeran Sinum Panji Mendapa mengumumkan pada seluruh rakyat Martadipura bahwa Martadipura bukanlah jajahan Kutai Kertanegara tetapi mereka ialah merupakan setinggil atau serumpun. Martadipura dan Kutai Kertanegara ialah satu. Satu raja, satu setinggil, satu mahkota, satu wilayah, satu pemikiran.

    Oleh sebab itu, Raja Pangeran Sinum kemudian mengganti nama kerajaan menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Dengan kekalahan tadi, berakhirlan sejarah Kerajaan Kutai Martadipura.

Pertanyaan Lainnya