mengapa khalifah al makmun juga terkenal dalam pemerintahan nya
Sejarah
miftah481
Pertanyaan
mengapa khalifah al makmun juga terkenal dalam pemerintahan nya
1 Jawaban
-
1. Jawaban AlifiaDeviasrieI
(786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mun (813-833 M)[1]. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang Masa Kekhalifahan Abdullah Al Ma’mun. Yang didalamnya meliputi biografi, kebijakan-kebijakan pada masa kepemimpinannya, jasa-jasanya kepada para ilmuwan Islam, dan juga tentang kontroversi pembunuhan terhadap saudaranya sendiri “Al-Amin” serta kontroversi akan aliran “Mu’tazilah” yang dianutnya. Pembahasan pada masa ini merupakan rangkaian pembahasan Sejarah Pendidikan Islam, Karena pada hakikatnya suatu peristiwa sejarah seperti halnya Sejarah Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan peristiwa lainnya yang saling berhubungan yang mengakibatkan terjadinya rentetan peristiwa serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat.
Semoga dengan makalah ini pembaca dapat menambah pengetahuan tentang peristiwa sejarah khususnya Sejarah Pendidikan Islam pada Masa Al-Ma’mun.
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dibentuknya makalah ini terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umumnya adalah untuk memngisahkan kehidaupan dari pribadi Khalifah Muhammad Al-Ma’mun. Sedangkan untuk tujuan khususnya yaitu untuk:
1. Mempelajari Biografi dari Khalifah Al-Makmun
2. Memahami kisah-kisah hidup Khalifah Al-Makmun
3. Mencari nilai pelajaran dari perjalanan hidup sang Khalifah
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada pada makalah ini adalah :
1. Ancaman-ancaman serangan dari Negara lain
2. Pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat yang berbeda aliran dengan sang Khalifah
3. Mempertahankan kedaulatan Bani Abbasiyah yang terus dirongrong oleh para pemberontak yang ingin mendirikan Kerajaan Sendiri
PEMBAHASAN
A. Biografi Khalifah Al-Ma’mun
Abdullah Al-Makmun dilahirkan pada tanggal 15 Rabi'ul Awal 170 H / 786 M, bertepatan dengan wafat kakeknya Musa Al-Hadi dan naik tahta ayahnya, Harun Al-Rasyid. Al-Makmun temasuk putra yang jenius, sebelum usia 5 tahun ia dididik agama dan membaca Al-Qur'an oleh dua orang ahli yang terkenal bernama Kasai Nahvi dan Yazidi. Untuk belajar Hadits, Harun Al-Rasyid menyerahkan kedua puteranya Al-Makmun dan Al-Amin kepada Imam Malik di Madinah. Kedua putranya itu belajar kitab Al-Muwattha, karangan Imam yang sangat singkat, Al-Makmun telah menguasai Ilmu-ilmu kesusateraan, tata Negara, hokum, hadits, falsafah, astronomi, dan berbagai ilmu pengetahuaan lainnya. Ia hafal Al-Qur'an begitu juga menafsirkannya. Al-Makmun menjadi khalifah setelah saudaranya Al-Amin meninggal dunia, sebagai khalifah yang ke-8 dari Daulah Abbasiyah, Ia terkenal sebagai seorang administrator yang termasyhur karena kebijaksanaan dan kesabarannya. Ia mencurahkan perhatiannya yang besar pada tugas reorganisasi pemerintahan ketika mengalami kemunduran selama pemerintahan Al-Amin. Ia melakukan peninjauan pengurus rumah tangga istana. Ia mengangkat para administrator yang ahli unuk menjadi gubernur di berbagai propinsi dan terus mengawasi langkah mereka.
Al-Yazidi adalah orang yang menggemblengnya. Dia sering kali mengumpulkan para fukaha dari berbagai penjuru negeri. Dia memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam masalah fiqih, ilmu bahasa arab, dan Sejarah umat manusia. Saat dia menjelang dewasa, dia banyak bergelut dengan ilmu filsafat dan ilmu-ilmu yang pernah berkembang di yunani sehingga membuatnya menjadi seorang pakar dalam bidang ilmu ini. Ilmu filsafat yang dia pelajari telah menyeretnya kepada pendapat yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.
Dia adalah tokoh Bani Abbasiyyah yang paling istimewa dalam kemauannya yang kuat, kesabaran, keluasan ilmu, kecemerlangan ide, kecerdikan, kewibawaan, keberanian dan ketolerannya. Dia memiliki kisah hidup panjang yang penuh dengan kebaikan-kebaikan. Sayangnya jejak kehidupannya yang demikian baik sedikit tercemari dengan peristiwa yang menggemparkan saat dia mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Tidak seorang pun dari khalifah Bani Abbasiyyah yang lebih pintar darinya. Dia adalah seorang pembicara yang fasih dan singa podium yang lantang. Tentang kefasihannya dia berkata, “Juru bicara mu’awiyah adalah ‘Amr bin Ash, juru bicara Abdul Malik adalah Hajjaj, dan juru bicara saya adalah diri saya sendiri.” Disebutkan bahwa di dalam Bani Abbas itu ada Fatihah (pembuka), wastilah (penengah), dan Khatimah (penutup). Adapun pembukanya adalah As-Saffah, penengahnya adalah Al-Makmun dan penutupnya adalah Al-Mu’tadhid.
Semoga Bermanfaat